Rabu, 30 Juli 2008

Istri Perokok dan Stroke

Pasangan (Istri) Perokok Beresiko Terkena Stroke

Penelitian Menunjukkan Resiko Stroke Meningkat pada Perokok Pasif

By Kelli Miller Stacy
WebMD Health News

Translated by Husnul Mubarak,S.Ked

July 29, 2008 – Kepada istri-istri yang memiliki suami perokok berhati-hatilah jika sang suami belum menghentikan kebiasaan merokoknya karena dari hasil penilitian ditemukan bahwa seorang wanita yang bukan perokok dan menikah pada seorang perokok mempunyai peningkatan resiko stroke yang sangat besar, penemuan tersebut mempertegas dan menambahkan bahaya perokok pasif.

Peneliti akan melaporkan hasil peneilitiannya ini dalam American Journal of Preventive Medicine Edisi bulan September mengatakan resiko ini beragam tergantung apakah pasangan tersebut (yang tidak merokok) memiliki riwayat merokok pada masa lalu..

Perokok pasif (Secondhand smoke) terbukti membuat seseorang lebih cenderung terkena serangan jantung, namun hingga sekarang, sedikit penelitian yang menghubungkan paparan rokok terhadap resiko stroke. Satu penelitian lain mengatakan bahwa suami yang merokok meningkatkan resiko stroke pada istri, namun hanya jika wanita tersebut juga merokok.

Untuk penelitian yang terbaru, M. Maria Glymour, ScD, dari Harvard School of Public Health, dan kawan-kawan mengamati pengaruh kebiasaan merokok pasangan pada 16.000 istri umur 50 tahun ke atas. yang tidak pernah memiliki riwayat stroke sebelumnya (faktor resiko riwayat stroke tersingkirkan).

Penelitian ini hanya mengevaluasi pemakaian rokok biasa (cigarette) bukan cerutu atau pipa tembakau. Peneliti mengikuti perkembangan peserta selama 9 tahun untuk mendokumentasikan kejadian dari serangan stroke yang pertama. Selama masa pengamatan, terdapat 1130 kejadian se stroke dilaporkan.

Menikah dengan perokok aktif meningkatkan resiko serangan stroke sebesar 42% pada istri (pasangan) yang tidak pernah merokok..

Resiko semakin meningkat pada wanita yang memiliki riwayat merokok dan menikah kepada seorang perokok aktif. Wanita tersebut memiliki peningkatan resiko terkena stroke lebih besar 72% dibandingkan jika mereka menikah kepada lelaki yang belum pernah merokok.

Berita baiknya adalah, peneliti mengatakan, resiko dapat menurun jika suami dapat menendang jauh-jauh kebiasaan merokoknya. Peserta yang belum pernah merokok dan menikah kepada laki-laki mantan perokok memiliki resiko stroke yang serupa dengan pasangan yang kedua-duanya tidak pernah merokok.

"Penemuan ini mengindikasikan bahwa perilaku merokok pada pasangan meningkatkan resiko stroke pada wanita yang bukan perokok atau mantan perokok. Manfaat kesehatan dari berhenti merokok sepertinya semakin luas pada seorang individu perokok terhadap pasangannya” Glymour menambahkan pada artikelnya.

Jadi, kepada para suami jika memang benar menyayangi pasangannya, sangat berguna untuk mematikan rokoknya, Karena kebiasaan merokok anda terbukti secara ilmiah mempengaruhi panjang tidaknya umur pasangan anda (terlepas dari takdir).

Anekdot seorang perokok : "Merokok mati, tidak merokok mati juga kan? kalo begitu lebih baik merokok"

Pesan Penulis Blog

“Yakinlah, semua orang akan mati, namun mati dengan paru-paru yang membusuk atau karena penyakit jantung akibat rokok adalah mati yang tidak terhormat, sederajat dengan mati bunuh diri. Jika anda mengetahui bahwa pisau itu tajam lantas anda menusukkan pisau tersebut ke leher anda itulah analogi yang tepat untuk seseorang yang mengetahui bahwa merokok membahayakan kesehatan tetapi tetap saja merokok”.


Tidak ada komentar: