Rabu, 16 Juli 2008

SADARI


SADARI (Periksa Payudara Sendiri) Tidak Bermanfaat

Penelitian Menyatakan Tidak Ada Manfaat Dalam Harapan Hidup Pada Wanita Yang Melakukan SADARI Secara Rutin

By Miranda Hitti
WebMD Health News

Translated by Husnul Mubarak,S.Ked

July 15, 2008 – Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI/Periksa Payudara Sendiri) tidak memperpanjang harapan hidup pasien kanker payudara dan membuat biopsi dari benjolan jinak pada payudara semakin sering dilakukan.

Fakta ini berdasarkan dari pembahasan suatu penelitian terkini mengenai SADARI dan harapan hidup pasien kanker payudara.

Ulasan yang dipublikasikan oleh Cochrane Library ini ternyata senada dengan penemuan pada penelitian sebelumnya yang telah dipublikasikan pada tahun 2003.

"Kami ingin menginformasikan kepada wanita bahwa tidak ada bukti yang ditunjukkan oleh 2 penelitian besar bahwa melakukan SADARI secara rutin (satu kali tiap bulan) memperbaiki harapan hidup dari kanker payudara, dimana terbukti pula bahwa SADARI yang rutin meningkatkan kemungkinan dilakukannya biopsy hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kelompok yang tidak melakukan SADARI” ucap Jan Peter Kosters, MD, dari Nordic Cochrane Centre,

Laporan SADARI

Ulasan terbaru berdasarkan 2 penelitian besar yang bersamaan melibatkan lebih dari 388.500 wanita di Russia dan Cina dengan rentang umur dari 30 hingga 66 tahun.

Beberapa wanita dilatih untuk melakukan SADARI. Mereka juga menjalani kelas khusus yang mengajar kembali teknik tersebut untuk menghindari kesalahan pemeriksaan. Sebagai kelompok perbandingan, wanita lainnya dalam penelitian tersebut tidak diajarkan atau didorong untuk melakukan pemeriksaan SADARI tersebut.

Wanita-wanita ini diamati selama 10 tahun. Selama rentang waktu tersebut, 587 wanita meninggal akibat kanker payudara, dengan angka kematian yang serupa pada kelompok SADARI (292 kematian akibat kanker payudara) dan kelompok yang tidak dilatih/didorong melakukan SADARI (295 kematian).

Wanita yang melakukan SADARI secara rutin, dua kali lebih sering melakukan biopsy payudara, dimana banyak yang tidak menunjukkan kanker.

Dalam jangka waktu yang pendek, melakukan SADARI tidak membuat perbedaan pada harapan hidup dan meningkatkan frekuensi biopsy yang tidak diperlukan.

Lakukan SADARI atau Tidak?

Keputusan akan melakukan SADARI atau tidak tergantung dari masing-masing individu, ucap Kosters, ia menambahkan pula “Pilihan yang rasional sebenarnya adalah tidak melakukannya.”

American Cancer Society memiliki pemikiran yang berbeda.

Melakukan SADARI adalah “sebuah pilihan,” Debbie Saslow, PhD, direktor Kanker Payudara dan Ginekologis dari American Cancer Society, mengatakan kepada WebMD. "Kami tidak ingin merekomendasikan untuk tidak melakukan SADARI namun tidak ada bukti pula yang membuat kami merekomendasikan agar SADARI dilakukan.”

"Sudah jelas, jika seorang wanita ingin melakukan SADARI, dan dokternya sebaiknya memberikannya bantuan dan meyakinkan bahwa ia melakukannya dengan benar dan juga memberitahu kepadanya keterbatasan dari pemeriksaan ini sehingga dia tidak berharap terlalu banyak bahwa SADARI akan memberikan dampak yang besar jika pada akhirnya ia mendapatkan kanker payudara,” Ucap Saslow.

Susan Love, MD, presiden dan direktur medis dari Dr. Susan Love Research Foundation, mengatakan ulasan mengenai tidak bermanfaatnya SADARI ini sebagai suatu “weker bangun pagi” bahwa selama ini kita berharap kepada hal yang tidak bekerja dengan baik dan sekarang kita perlu berpikir sesuatu yang bekerja lebih baik terhadap harapan hidup pasien kanker payudara.

Ulasan ini sebenarnya tidak menyudutkan SADARI. Namun menegaskan kepada wanita untuk lebih peka dan mencari pemeriksaan medis terpadu jika terjadi perubahan pada payudara.

"Kapanpun seseorang menyadari suatu gejala yang mungkin saja merupakan gejala kanker payudara atau kanker lainnya, ia sebaiknya tidak ragu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk penilaian lebih lanjut,” Ucap Kosters kepada WebMD..

Menurut Saslow, pesan utama dari ulasan tersebut adalah untuk mendapatkan perhatian medis lebih lanjut terhadap adanya benjolan pada payudara, tidak peduli apakah benjolan tersebut ditemukan dari SADARI atau pada saat mandi atau bercermin pada saat sedang berpakaian atau bahkan jika pasangan (suami) melihat (menyadarinya)."

“Ulasan ini tidak mengatakan jangan pernah sentuh payudaramu lagi. Namun menegaskan kepada kaum wanita bahwa dengan melihat sekilas pada payudara sudah cukup dan pemeriksaan SADARI tidak memberikan nilai lebih dari pemeriksaan sekilas itu.” Ucap Love, yang menyebut ulasan penelitian itu “Sempurna”.

"Tempat terbaik bagi kita untuk melakukan perjuangan terhadap Kanker Payudara adalah mencegah kanker payudara dan bukan dengan menemukan kanker yang telah terjadi” tegas Love, “Jika kita mencapai pada suatu poin dimana kita tidak mencari lagi kanker, namun kita mencari sel yang akan dapat berubah menjadi kanker disuatu hari, maka kita sudah memiliki kesempatan yang lebih beralasan dalam melawan penyakit ini.

Ulasan ini tidak pula mengatakan bahwa pemeriksaan SADARI tidak menolong seorangpun wanita. Penulis Good Morning America Robin Roberts mengatakan pada tahun 2007 bahwa ia menemukan benjolan yang berubah menjadi kanker payudara pada pemeriksaan SADARI.

Namun pada kelompok wanita yang besar, jumlahnya tidak cukup untuk memperlihatkan manfaat terhadap harapan hidup. Hal ini berdasarkan dari laporan Kosters dkk.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

artikel anda cukup bagus namun saya lebih menyarankan untuk tidak memposting terlalu luas alasan faktor yang menyangkut profesi lain. terimakasih