Jumat, 11 Juli 2008

Perokok Muda dan Genetik

Hubungan Genetik terhadap Kecanduan Rokok pada Remaja

Penelitian menunjukkan adanya gen dari perokok muda mempengaruhi resiko kecanduan nikotin

By Kelli Miller Stacy
WebMD Health News

Diterjemahkan oleh Husnul Mubarak,S.Ked

July 11, 2008 – Perokok dibawah umur 17 tahun yang mendapatkan variasi genetik tertentu lebih cenderung mendapatkan kecanduan rokok seumur hidupnya.

Peneliti telah menemukan pada ras Eropa-Amerika yang memulai merokok pada umur lebih muda memiliki resiko lebih besar untuk adiksi nikotin jangka panjang jika mereka membawa variasi genetik tertentu didalam suatu kluster gen tertentu.

Penemuan ini menyatakan bahwa mencegah penggunaan rokok pada remaja memiliki efek besar pada perilaku merokok dalam jangka panjang. Berdasarkan American Lung Association, sekitar 6000 anak dibawah umur 18 tahun mulai merokok setiap harinya dan sekitar 4,5 juta remaja di US adalah seorang perokok.

Robert B. Weiss, PhD, dari departemen genetika manusia dari University of Utah School of Medicine, memeriksa suatu teori bahwa variasi genetik tertentu mempengaruhi reseptor nikotin pada sistem saraf akan mempengaruhi resiko seseorang terhadap kecanduan nikotin

Mereka menganalisa kebiasaan merokok dan sampel DNA dari 3 populasi Eropa-Amerika dari 2827 perokok jangka panjang. Partisipan dibagi atas 2 kelompok : Perokok onset dini, dimana memulai penggunaan rokok sebelum umur 16 tahun, dan perokok onset lanjut yang memulai merokok dari umur 17 tahun ke atas. Penelitian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa pembagian umur ini cocok digunakan untuk mengevaluasi perbedaan antara adiksi nikotin dini atau lanjut berdasarkan informasi latar belakan pada artikel jurnal

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan ras Eropa, memiliki variasi genetik yang meningkatkan resiko terhadap kecanduan rokok, sementara terdapat variasi lainnya yang melindungi dari kecanduan ini.

Remaja yang memulai merokok sebelum umur 16 tahun dan memiliki 2 variasi sekuens DNA memiliki 1,6 hingga 5 kali lipat peningkatan resiko akan kecanduan nikotin.

Namun keberadaan dari variasi genetik resiko tinggi tidak secara bermakna mempengaruhi perilaku merokok seseorang yang memulai merokok diatas umur 16 tahun.

Seseorang yang memulai merokok pada umur muda yang membawa variasi genetik protektif memiliki resiko lebih kecil dari ketergantungan nikotin berat pada masa dewasa.

Penelitian ini hanya melibatkan keturunan Eropa-Amerika, namun peneliti mengatakan bahwa variasi genetik ini sepertinya juga terdapat pada populasi lainnya.

“Kita mengetahui bahwa seseorang yang memulai merokok pada umur yang lebih muda sepertinya lebih cenderung mengalami ketergantungan nikotin pada masa dewasanya nanti. Penemuan ini menemukan bahwa pengaruh genetik yang terekspresi selama masa remaja berperan dalam resiko ketergantungan seumur hidup akibat paparan dini dari pemakaian tembakau,” kata Weiss dalam suatu pemberitaan.

Identifikasi dari faktor resiko genetik pada remaja perokok harian menegaskan pentingnya usaha masyarakat dalam melawan perilaku merokok pada remaja, kata Weiss

Mengidentifikasi interaksi ini, mengindikasikan bagaimana genetik dapat meningkatkan pendekatan kesehatan masyarakat berkaitan dengan masalah penyakit akibat merokok, karena resiko ini dapat diintervensi,” tulinsnya dalam artikel jurnalnya. “Identifikasi individu yang secara genetik beresiko tinggi bermanfaat untuk intervensi proaktif, seperti edukasi dan klinik terpadu untuk berhenti merokok, dapat menghasilkan suatu populasi dengan angka ketergantungan nikotin lebih rendah dan kematian akibat penyakit rokok.

Tidak ada komentar: