Rabu, 11 Juni 2008

Demam Berdarah

DEMAM BERDARAH

I. DEFINISI

Demam Dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Family Flaviviridae, dengan genusnya adalah Flavivirus. Virus mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DBD menyebar di negara-negara tropis dan sub tropis. Disetiap negara penyakit DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda.

II. PATOFISIOLOGI

Patogenesis dan Patofisiologi, patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok. Pada DBD terdapat kejadian unik yaitu terjadinya kebocoran plasma kedalam rongga pleura dan rongga peritoneal. Kebocoran plasma terjadi singkat (24-28 jam).

Hemostatis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopeni dan koagulopati, mendahului terjadinya manifestasi perdarahan. Aktivasi sistem komplemen selalu dijumpai pada pasien DBD kadar C3 dan C5 rendah, sedangkan C3a dan C5a meningkat. Mekanisme aktivasi komplemen tersebut belum diketahui. Adanya kompleks imun telah dilaporkan pada DBD. Namun demikian peran kompleks antigen-antibodi sebagai penyebab aktivasi komplemen pada DBD belum terbukti.

Selama ini diduga bahwa derajat keparahan penyakit DBD dibandingkan dengan DD dijelaskan adanya pemacuan dari multiplikasi virus di dalam makrofag oleh antibodi heterotipik sebagai akibat infesi dengue sebelumnya. Namun demikian terdapat bukti bahwa faktor virus serta responsimun cell-mediated terlibat juga dalam patogenesis DBD.

III. GEJALA dan TANDA-TANDANYA

Infeksi oleh virus dengue menimbulkan variasi gejala mulai sindroma virus nonspesifik sampai perdarahan yang fatal. Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai ruam-ruam makulopapular. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan, atau demam tinggi ( > 39 derajat C ) yang tiba-tiba dan berlangsung 2-7 hari, disertai sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-muntah, dan ruam-ruam.

Bintik-bintik pendarahan di kulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik pendarahan dipharynx dan konjungtiva. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri di tulang rusuk kanan ( costae dexter ), dan nyeri seluruh perut. Kadang-kadang demam mencapai 40-41 derajat C, dan terjadi kejang demam pada balita.

DHF adalah komplikasi serius dengue yang dapat mengancam jiwa penderitanya, oleh :

  1. Demam tinggi yang terjadi tiba-tiba
  2. Manifestasi pendarahan
  3. Nepatomegali atau pembesaran hati
  4. Kadang-kadang terjadi shock manifestasi pendarahan pada DHF, dimulai dari test torniquet positif dan bintik-bintik pendarahan di kulit ( ptechiae ). Ptechiae ini bisa terjadi di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi, juga bisa terjadi pendarahan hidung, gusi, dan pendarahan dari saluran cerna, dan pendarahan dalam urine.

Berdasarkan gejalanya DHF dikelompokan menjadi 4 tingkat :

  1. Derajat I : Demam diikuti gejala spesifik, satu-satunya manifestasi pendarahan adalah test Terniquet yang positif atau mudah memar.
  2. Derajat II : Gejala yang ada pada tingkat 1 ditambah dengan pendarahan spontan, pendarahan bisa terjadi di kulit atau di tempat lain.
  3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi ditandai dengan denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh rendah, kulit lembab, dan penderita gelisah.
  4. Derajat IV : Shock berat dengan nadi yang tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat di periksa, fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.

Setelah demam 2-7 hari, penurunan suhu biasanya disertai dengan tanda-tanda gangguan sirkulasi darah, penderita berkeringat, gelisah, tangan dan kakinya dingin dan mengalami perubahan tekanan darah dan denyut nadi. Pada kasus yang tidak terlalu berat gejala-gejala ini hampir tidak terlihat, menandakan kebocoran plasma yang ringan.

IV. DIAGNOSA

Diagnosis banding perlu bipertimbangkan bilamana terdapat kesesuain klinis dengan demam tifoid, campak, influenza, chikungunya dan tospirosis. Pada awal mulainya demam, DHF sulit dibedakan dari infeksi lain yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, bakteri dan parasit. Setelah hari ketiga atau keempat baru pemeriksaan darah dapat membantu diagnosa.

Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :

  1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3
  2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata.

Hasil laboraturium seperti ini biasanya ditemukan pada hari ketiga sampai ke-7. Kadang-kadang dari x-ray dada ditemukan efusi pleura atau hipralbuminemia yang menunjukan adanya kebocoran plasma. Kalau penderita jatuh dalam keadaan syok, maka kasusnya disebut sebagai Dengue Shock Syndrome ( DSS ).

V. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan terdiri dari :

  1. Pencegahan

Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk flavivirus demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.

Cara pencegahan DBD :

    1. Bersihakan tempat penyimpanan air ( bak mandi, WC ).
    2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air.
    3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas (kaleng bekas, botol bekas ).
    4. Tutuplah lubang-lubang, pagar pada pagar bambu dengan tanah.
    5. Lipatlah pakaian atau kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ.
    6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin untuk membunuh jintik-jintik nyamuk ( ulangi hal ini setiap 2 sampai 3 bulan sekali.
  1. Pengobatan

Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :

    1. Pengantian cairan tubuh
    2. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.
    3. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid ( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )
    4. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
    5. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluanya dapat ditambahkan, Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel.
    6. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder.

VI. PROGNOSIS

Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF tidak ada yang mati. Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, shock yang tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang. Kematian dapat juga disebabkan oleh sepsis karena tindakan dan lingkungan bangsal rumah sakit yang kurang bersih. Kematian terjadi pada kasus berat yaitu pada waktu muncul komplikasi pada sistem syaraf, kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.

Kematian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :

  1. Keterlambatan diagnosis
  2. Keterlambatan diagnosis shock
  3. Keterlambatan penanganan shock
  4. Shock yang tidak teratasi
  5. Kelebihan cairan
  6. Kebocoran yang hebat
  7. Pendarahan masif
  8. Kegagalan banyak organ
  9. Ensefalopati
  10. Sepsis
  11. Kegawatan karena tindakan

VII. KESIMPULAN

    • Demam berdarah adalah adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi, dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam.
    • Patofisiology demam berdah adalah Patogenesis dan Patofisiologi, patogenesis DBD tidak sepenuhnya dipahami namun terdapat 2 perubahan patofisiologi yang menyolok, yaitu meningkatnya permeabilitas kapiler yang mengakibatkan bocornya plasma, hipovolemia dan terjadinya syok.
    • Gejala dan tandanya demam berdarah dengue adalah . Gejala demam dengue tergantung pada umur penderita, pada balita dan anak-anak kecil biasanya berupa demam, disertai ruam-ruam makulopapular.
    • Diagnosa demam berdarah dengue adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :

1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3

2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata.

· Penatalaksanaan demam berdarah adalah Diagnosa ditegakkan dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan darah :

1. Trombositopeni, jumlah trombosit kurang dari 100.000 sel/ mm3

2. Hemokonsentrasi, jumlah hematokrit meningkat paling sedikit 20% diatas rata-rata Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara :

a. Pengantian cairan tubuh

b. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam.

c. Gastroenteritis oral solution atau kristal diare yaitu garam elektrolid ( oralit kalau perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit )

· Prognosis demam berdarah dengue adalah Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF tidak ada yang mati. Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, shock yang tidak teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang